Kumpulan Penggalan Artikel Air Sugihan

Asalamualaikum wr. wb

Selamat datang di "KUPAAS" sebuah blog yang saya ciptakan untuk masyarakat air sugihan, blog ini adalah sebuah rintisan oleh karena itu mohon maaf jika banyak kesalahan mohon saran dan kritiknya agar saya dapat memperbaikinya,, semua isi artikel ini di dapat dari sumber lain, baik web link maupun warga setempat, dan saya ucapkan terima kasih atas kunjungan anda dan saran maupun kritiknya.

"Kesuksesan akan Menghampiri dari Hal Kecil"

Wasalam.

Kamis, 25 November 2010

Harga Beras Naik di Air Sugihan

PALEMBANG, SRIPO — Dalam sepekan terakhir harga beras kian tak terkendali, terus meroket hingga mencapai Rp 7 ribu per Kilogram. Kondisi ini diperparah dengan semakin tipisnya ketersediaan stok yang tidak lebih dari 30 ribu ton saja.
 “Padahal kebutuhan masyarakat per bulan mencapai 15 ton. Kemungkinan besar kita akan kekurangan beras pada November-Desember mendatang. Sebab saat ini banyak petani yang gagal panen,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Kota Palembang, Yustianus Rabu (6/10).
 Yustianus mengatakan, November-Desember merupakan musim tanam. Sementara saat ini terjadi gagal panen di beberapa sentra penyuplai beras. Dari hasil pantauan pihaknya, Yustinus mengetahui di daerah Jalur Ilir (Telang, Air Sugihan dan beberapa tempat sentra beras) stok beras sudah habis karena masyarakat sudah mulai melakukan penyemaian. Sedangkan di Jalur Ulu ada beberapa wilayah seperti Rantau Bayur, Ulak Lago dan beberapa tempat lain) ada yang tidak sempat panen dan ada juga yang gagal panen karena kondisi cuaca.
 Harga Kian Mahal Masalah yang terjadi tidak hanya seputar stok, harga pun demikian. Yustinus mengatakan, harga beras tetap naik tajam, dari kisaran normal Rp 6 ribu/Kg untuk beras iliran menjadi Rp 6,5 ribu/Kg sampai Rp 7 ribu/Kg. Sedangkan beras kampilan naik dari sekitar Rp 135 ribu per kampil isi 20 kilo naik menjadi Rp 148 ribu.
 Kenaikan harga ini, lanjutnya, cukup tinggi dan sudah berlangsung sejak pasca Lebaran Idul Fitri awal September lalu. Bahkan di beberapa pedagang dan pasar tradisional, terdapat perbedaan harga di luar kota Palembang dan Sumsel. “Beras iliran lebih mahal di luar Palembang dan Sumsel, hingga dikhawatirkan pedagang besar lebih memilih menjual ke luar. Ini yang menjadi tugas kami untuk selalu mengontrol jangan sampai pedagang beras tersebut menjual ke luar. Ini juga sebagai antisipasi kekurangan stok,” imbuhnya.
 Menanggapi kondisi ini sejumlah warga mulai berpikir akan menyetok beras di rumah masing-masing jika yang diperkirakan itu benar akan terjadi. Sebab hal itu mungkin saja terjadi karena dalam dua bulan mendatang terdapat momen Hari Raya Idul Adha yang biasanya juga akan mempengaruhi kebutuhan pokok.
 “Kalau memang benar akan terjadi kekurangan dua bulan lagi, kita semua bisa mati. Tapi kalau pun perkiraan pemerintah tidak benar, saya yakin harganya pasti makin tinggi apalagi ada lebaran haji,” kata Rusli, warga kawasan Pakjo.
 Siap Gelar OP Sementara itu Kepala Kantor Seksi Logistik Musirawas-Lubuklinggau, Meizarani menyatakan, Bulog siap menggelar operasi pasar (OP) beras jika harga beras dipasaran tidak terkendali. Untuk pelaksanaan OP menurutnya, Pemkab dan Pemkot setempat dapat mengajukan surat permintaan OP ke Gubernur Sumsel. Selanjutnya akan diteruskan ke Bulog Sumsel. “Jika memang harga sudah diluar kendali, maka kita siap untuk OP, tergantung dari permintaan Pemkab maupun Pemkot,” ujarnya.
 Sementara itu dari pantauan di pasaran Lubuklinggau, harga beras dalam dua pekan terakhir mengalami kenaikan. Harga beras kualitas super merek JM dan Selancar misalnya, sudah menembus level Rp 8 ribu per Kilogram dari yang sebelumnya Rp 7.500 per Kilogram. Jika dijual kampilan (20 Kg), beras merek JM dan Selancar harganya kini mencapai Rp 156 ribu per kampil. Sedangkan beras lokal merek IR 64, kini juga naik menjadi Rp 7.000 per Kg dari harga sebelumnya Rp 6,5 per Kg.
 Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Musirawas, Ghufron saat dihubungi mengatakan, kenaikan harga beras saat ini relatif tak dipengaruhi oleh ketersediaan stok ditingkat petani. Menurutnya, kondisi ditingkat petani masih normal saja dan belum ada informasi soal gagal panen yang berkemungkinan bisa menyebabkan tingginya harga beras.
 Pergeseran Musim Kepala Dinas Pertanian Ogan Komering Ilir (OKI) Ir H Deffi Praputra mengatakan, tahun ini ada pergeseran munim tanam dan bukan gagal tanam. Karena untuk bagian petani yang biasa menanam bibit padi di lebak berdasarkan geotologi dan geofisika curahan hujan memang sekarang ini sudah memasuki musim hujan. Sebab itu, petani di lebak tidak bisa lagi tanam, air sudah mulai tinggi.
“Petani bukan gagal tanam, melainkan pergeseran musim tanam. Untuk sekarang jelas petani dilebak tidak bisa lagi tanam yang disebabkan curah air terlalu tinggi. Karena hujan sudah mulai normal di bulan Oktober-Maret istilahnya pertanian, Okmar,รถ kata Deffi saat dihubungi melalui telpon.
 Diungkapkan Deffi, bagi petani lebak tidak dimungkinkan untuk tanam, tapi untuk daerah petani tadah hujan sudah memasuki menjelang musim tanam. “Petani yang memanfaatkan tadah hujan sudah bisa memulai menyemai bibit padi untuk ditanam,” ujar Deffi.
 Mengenai beras untuk wilayah OKI masih stabil. Meskipun, ada beberapa kecamatan yang terjadi pergeseran musim tanam. Demikian, harga beraspun masih stabil di pasaran. (saf/std/zie/mg1)

sumber : sripoku.com